{ float:left; color: #000000; background:#ffffff; line-height:80px; padding-top:1px; padding-right:5px; font-family:times; font-size:100px; }

Selasa, 07 Juli 2009

MAHASISWA

Secara umum mahasiswa terdiri dari tiga kategori, yaitu mahasiswa apatis (mahasiswa yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar serta lebih cenderung sibuk belajar). Kedua, mahasiswa aktivis yaitu mahasiswa yang sibuk dengan berbagai kegiatan dan diskusi-diskusi. Ketiga, adalah mahasiswa yang “nakal”, yaitu benar-benar tidak peduli bahkan dengan nasib sendiri.

Hingga ketika tamat dari kampus, keluar dengan nilai pas-pasan pun tidak peduli. Sampai kapan pun kategori mahasiswa seperti itu akan selalu ada. Tak hanya di kalangan mahasiswa, pekerja pun ada.Jika semua mahasiswa apatis tidak peduli dengan perubahan. Itu alamat negara ini akan hancur. Karena sesungguhnya kekuatan besar merobohkan tembok penghalang kebobrokan pemerintahan ada di tangan mahasiswa. Mahasiswa sekarang sudah tidak kompak dalam menggiring isu. Padahal salah satu keberhasilan mahasiswa era tahun 1998 adalah kekompakan menggiring isu, tanpa ada polarisasi (terpecah-pecah). “Banyak isu pemerintahan yang digulirkan media. Sayang tidak ditanggapi dengan kritis oleh mahasiswa. Kalau bukan mahasiswa yang bergerak, lantas siapa?. Gerakan moral mahasiswa yang diharapkan masyarakat bukan hanya dalam bentuk demo saja. Mahasiswa idealnya juga memberikan solusi. Karena ciri mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang intelek, mampu memberikan solusi serta steril dari berbagai kepentingan.Sayang dalam gerakannya, tidak jarang ditemui mahasiswa yang berkhianat dengan gerakan itu sendiri. “Melakukan kontrak politik dengan alasan kompensasi. Itu tidak bisa dipungkiri. Jelas itu sikap pengkhianat. Secara Umum mahasiswa memiliki dua potensi besar. Yaitu sikap idealisme dan semangat luar bisa. Dalam kacamata mahasiswa tidak ada yang tidak berhasil.Mahasiswa merupakan aset bangsa ke depan. Karena mahasiswalah yang paling berpeluang menghadapi tantang global di masa datang, mampu mengusai berbagai kecanggihan teknologi. “Ketika berbicara mahasiswa tidak asbun. mahasiswa strategis mengembangkan idealisme serta menumbuhkan semangat kebangsaan. Karena mahasiswa merupakan motor penggerak yang paling ampuh untuk mengontrol legislatif dan eksekutif. Ke depan sangat mengharapkan mahasiswa dapat berperan secara sinergis dengan mengontrol pemerintah. Mahasiswa adalah kontrol sosial di masyarakat. Sehingga di harapkan mahasiswa ke depan tetap bersikap seperti itu. Kalau sampai mahasiswa cenderung diam, karena pesimis dengan upaya membuat perubahan. Itu sangat di sesalkan. Apalagi jika mahasiswa cenderung mencari untung untuk kepentingan sesaat, yang akibatnya mahasiswa bisa ditunggangi kepentingan digolongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Nama_Blog_Anda is proudly powered by Blogger.com | @CopyRight 2008